Fakta Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara

Setiap tahunnya di dunia diperkirakan terdapat 466.000 kasus baru penderita kanker leher Rahim, lebih dari 230.000 perempuan meninggal karena kanker leher rahim setiap tahun, dan 80%nya berasal dari Negara berkembang (Parkin 2000;Sherris and Herdman 2000).

Di Indonesia, kejadian kanker leher rahim berada di peringkat pertama, yaitu 25% dari 10 jenis kanker terbanyak (data dari 12 pusat patologi Indonesia tahun 1997), dan 36% dari kanker pada perempuan. Di RSCM, pada tahun 1998 (Hospital Based Registry) prevalensi kanker leher rahim menduduki peringkat pertama sebanyak 231 kasus (33,24% dari kasus keganasan lainnya).

Data proyeksi dari Globocan (IARC) memperkirakan angka kejadian kanker payudara di Indonesia adalah 26 per 100.000 perempuan dan angka kejadian kanker leher rahim 16 per 100.000 perempuen (Dit PTM Depkes RI,2007).

Stadium lanjut dan terlambat mengetahui

Selain angka kejadian yang tinggi, masalah utama lain pada kanker leher rahim adalah kunjungan pasien berkunjung ke RS sudah dalam keadaan stadium lanjut. Pada stadium ini karena proses penjalaran kanker telah keluar sekitar rahim dan sudah menginfiltrasi dinding rahim, mengakibatkan efektivitas pengobatan yang lengkap sekalipun hasilnya belum memuaskan dan kematian yang diakibatkannya tinggi. Demikian pula halnya dengan kanker payudara.

Penyakit kanker leher rahim terbukti diakibatkan oleh Human Papiloma Virus (HVP). Berbagai studi epidemilogi berhasil mengidentifikasi Faktor risiko yang signifikan dalam pertumbuhan Cervikal Intraephitheial Neoplasia (CIN), tanda awal kanker leher rahim (Palank 1998), salah satu faktor risiko tersebut adalah merokok, di samping pasangan sex yang berganti-ganti dan  aktifitas sexual di usia muda (<20 tahun).

 

Penapisan Dini

Penyakit kanker rahim ini sebenarnya dapat di cegah melalui upaya penapisan dini. Demikian pula halnya penyakit kanker payudara dapat dicegah apabila di ketemukan pada saat dini.

Pencegahan dini tersebut dapat dilaksanakan melalui pencegahan primer, baik melalui upaya penyuluhan, menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat, tidak berganti ganti pasangan, maupun dengan pemberian immunisasi HPV pada usia remaja sebelum kontak sexual. Akan tetapi immunisasi HPV tersebut tidak murah, harga vaksin saat ini masih berkisar Rp. 550.000 - 600.000/dosis (persatu kali pemberian) sementara pemberian Vaksin memerlukan tiga kali pemberian, atau setidaknya diperlukan biaya untuk vaksinasi HPV Rp. 1,5 -2jt/orang.

Karena itu pencegahan sekunder menjadi pilihan lain. Saat ini ada beberapa pilihan pencegahan sekunder dengan menggunakan metoda penapisan, antara lain Papsmear, HPV Test dll, akan tetapi metoda penapisan yang paling murah dan tepat guna yaitu dengan menggunakan asam cuka atau yang dikenal dengan Inspeksi Vagina dengan asam asetat (IVA) dan sekaligus dilakukan pengobatan dengan Cryoterapi. Cara ini disamping murah juga mudah, karena dapat dilaksanakan oleh bidan dengan pengawasan dokter disarana pelayanan dasar di Puskesmas atau puskesmas pembantu atau Poskesdes.

Pencegahan tertier adalah upaya yang dilakukan pada penyakit kanker leher rahim atau payudara dalam stadium lanjut agar tidak berkembang dalam stadium yang lebih berat atau bila sampai pada stadium akhir penderita diupayakan agar meninggal dalam keadaan tenang dan damai.

Karena itu upaya pencegahan kanker leher rahim dan payudara harus dilaksanakan secara menyeluruh dari tahapan pencegahan primer-sekunder-tersier secara komprehensif, karena pada saat ini didalam ada masyarakat yang belum mengetahui bahaya kanker leher rahim dan payudara serta pentingnya menjaga kesehatan. Di pihak lain ada ibu-ibu yang sudah berada dalam kondisi pra kanker tapi tidak merasakan dan tidak mengetahui bahwa dirinya sudah terpapar pra kanker. Ibu baru mengetahui setelah dilakukan penapisan, dan bahkan ada yang sudah lebih lanjut menderita kanker dan perlu dicegah agar jangan jatuh pada kondisi yang lanjut yang dapat mengurangi produktifitasnya atau bahkan menghabiskan seluruh tabungannya untuk biaya pengobatan.

Cimahi atasi secara komprehensif

Melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan kanker leher rahim dan payudara tersebut harus dilaksanakan secara komprehensif melalui suatu program jangka panjang, agar setiap perempuan dan remaja perempuan dapat terlindungi dari penyakit kanker, dengan demikian agar memberikan kontribusi bermakna pada pembangunan sumber daya manusia, untuk bisa mencapai IPM dan pemenuhan kinerja SPM kota Cimahi yang lebih baik lagi.

Pelaksanaan Program Pencegahan dan penanggulangan kanker leher rahim dan payudara harus dilaksanakan secara bersama sama oleh semua sektor terkait, bukan semata mata oleh sektor kesehatan, bahkan masyarakat harus berperan aktif. Untuk maksud tersebut maka Dinas Kesehatan Kota Cimahi akan mengadakan  Deteksi Dini kanker leher rahim dan Kanker Payudara dengan metoda IVA test di 15 Kelurahan dengan sasaran 100 WUS / Kelurahan total sasaran 1500 orang WUS yang ada di Kota Cimahi.

Adapun sasaran Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara untuk kota Cimahi dari 50% Wanita Usia Subur (97.115) adalah  (48.558) di bagi dalam 5 tahun target pertahunnya adalah (9.712), setiap bulannya Kota Cimahi punya target 1942 orang.

 

13 Puskesmas lakukan skrining pada 1542 WUS

Kegiatan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara dengan metoda IVA test dan Sadanis  dilaksanakan pada 2 s.d 27 April  2018  di 13 Puskesmas. Dari 1542 WUS yang diperiksa pada Triwulan II 2018, sebanyak 7 orang hasil IVA test posistif.

Dengan adanya kegiatan  IVA Test dan SADANIS  ini,  diharapkan agar kasus kanker payudara dan kanker serviks mengalami penurunan dikemudian hari. Dan warga Kota Cimahi yang hasil pemeriksaan IVA test positif bisa dilakukan pengobatan lebih awal agar tidak menjadi stadium lanjut.